Bening Sanubari
semalam
di beranda sempit kota kita
kurasakan ular melilit tubuhku dalam lumat selembut bibirmu
...
apakah itu titisanmu
yang bertandang menjemput mimpiku
dengan segengam gumam yang kau selipkan di jari manisku
June Tan
Si Ular protes
kalian manusia memang sadis
lihatlah restoran-restoran yang ramai kalian kunjungi!
ular goreng, darah ular, sate ular
...Memang apa salahku?
aku hanya ingin hidup tenang!
Kalian yang menggangguku
merambah hutan, merusak padang, mengusir kaumku hingga punah!
Kalian bilang aku berbisa
tapi bisaku hanya untuk melindungi diri
tak pernah kugunakan untuk melukai sesamaku
sementara kalian?
tanpa bisa pun kalian saling bunuh...
kalian bilang karena lidahku bercabang
maka aku sering ingkar janji
tidakkah kalian sadar
bahwa sekalipun aku tak pernah berjanji?
Bahkan tanpa cabang di lidah
kalianlah yang sering ingkar
mengumbar mulut manis penuh racun
lalu lagi-lagi meggunakanku sebagai perumpamaan!
Menjijikkan!
hanya karena merasa sebagai 'yang paling sempurna'
kalian bisa menentukan mana yang salah dan benar
hanya karena buku-buku dongeng itu!
Bila hukum alam berlaku
makhluk yang kuat boleh membunuh yang lemah
manusia sebagai mekhluk terkuat
juga boleh memangsa makhluk lain yang lebih lemah
Kalau begitu
bila ada yang lebih kuat dari manusia
kenapa manusia tak boleh dibunuh juga?
Ria Aprilia
seekor ular menjulurkan lidahnya
lalu berbisik di telinga yang sudah berisik
...ia memincingkan mata, sungguhlah menggoda
di antara daya yang entah kemana lepas lalang
sebelum ia sempat mematuk, atau meletakkan lidahnya
di jantung hati
ah! dosa pertama dari segala dosa
seolah sejarah purba; buah pengetahuan dan perempuan
Dina Taz Mardiana
*Reborn*
...
Meliukliuk mencari jalan kembali
bersilat lidah bercabang menjadi dua
Memaparkan alasan menghiba kesungguhan
Kau tularkan bisamu, biar aku tergugu
Melupakan luka karena kibasanmu
Lalu,
Janjimu kau akan ganti baju
Memecah menjadi kulit baru
Tidak menjamin semuanya seperti dulu
Ingat itu!
Cahya Furi Purnama
Sebentuk Mara
Mengendap dalam sembab usang deduan gugur, dalam mata yang mengawan pada tujuh sudut menebar tanya. Tetes bisa menanti sewujud mangsa lengah agar tak berdaya. Pernahkah engkau mengerti tentang arti yang tak terpenuhi, gelinjang bukan indah jika bergelimang air mata.
: Bara
Elang Sableng
---ular yang baik---
kau tak pernah keluar malam dg belang-belang disisikmu,
kau tak pernah menyemburkan racun harap nan semu,
kau tak pernah membekukan rasa dg bisa dikecupmu,
[titik dua P]
Sinyo Manteman
indah dan mematikan
ah kau ini memang ular
sekarang kau kata a
...tak lama lagi kau kata b
lidahmu bercabang, manis
kadang aku sendiri bingung
saat kau berganti kulit
yang tadinya keriput
tibatiba kembali mulus
kadang juga kepalamu dua
atau bahkan lebih
satu di sini, satu di sana
tak pernah pasti
kau memang indah dipandang
tapi juga berbahaya
racunmu melumpuhkan syaraf
membunuhku dengan cepat
pelukmu hangat dan mematikan
menghimpit rongga dada
membuatku sesak nafas
ah kau ini memang ular
indah tapi mematikan
Catz Link Tristan
Kita tertawa bersama
Tertangkap ...
Pada akhir lagu permainan
#Ular naga panjangnya bukan kepalang
...Menjalar-jalar selalu riang kemari
Umpannya lezat itulah yang dicari
Ini dianya yang terbelakang#
Kali ini juga, kita tertangkap
M Christina Dwi
Menggulung-gulung di tiap waktu
Dalam tiap kesempatan mencari mangsa
Hingga Lari kemanapun ia mau
Tanpa berputus asa
Menggoda mahkluk di sekitarnya
Hingga jatuh pada pelukannya
Ia memberikan zat yang membuat orang terkapar
Tanpa sadar hingga diri melayang
Di antara dua dunia yang membuat orang gempar
Semua rasa bercampur baur dalam jiwa
Jantung berdetak kencang bagaikan angin ribut
zat berbahaya menjalar mengancurkan hidup yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar