Friendship | Writing | Reading | Learning | Joking | Smiling | Laughing | Comfortable
Tentang Kami
Foto saya
Grup Cafe Rusuh merupakan suatu ruang lingkup tempat di mana para anggotanya bisa berbagi tentang segala hal. Kata "Rusuh" sendiri merupakan kependekan dari "Ruang suasana hati". Sebagai sebuah grup, Cafe Rusuh menjadi sebuah jembatan di mana persahabatan, kekeluargaan dan silaturahmi antara sesama anggotanya tetap terjaga. Selain itu, Cafe Rusuh juga memberikan kebebasan kepada para anggotanya untuk berbagi tentang segala hal seperti puisi, cerita, esai, tips-tips dan info-info yang bermanfaat bagi para anggotanya.

Jumat, 06 Mei 2011

UPIL (Urusan rumPi ILmu) Puisi dengan Gayamu Season I : Ide dan Imajinasi

Oleh : Sinyo Manteman

Halluuu prens.. Maap yak, saia pake bahasa sehari-hari aja, biar lebih renyah dan gampang mencernanya hehe.. *beralibi karena ga bisa bahasa resmi* :D

So, perkenalkan, saia Sinyo Manteman. Bukan penulis, bukan penyair apalagi sastrawan. Saia cuman anak kampung yang pengen share tips ngaco nulis puisi. :D

Jadi gini prens, sering saia lihat banyak teman-teman yang mengeluh "lagi ga ada ide nih" atau "lagi writer block nih". Nah, kalo merujuk dari pernyataan om Khrisna Pabichara tentang ide, bahwa ide itu datang dari mana saja dan kapan saja; bahwa ide itu binatang liar yang harus dijinakan, saia rasa kita ga akan kehabisan ide, apalagi dalam menulis puisi.

Bagi saia pribadi, menulis puisi itu cuma butuh imajinasi. Mungkin jika kita mengikuti aturan tentang puisi yang harus penuh metafor dan diksi, penulis seperti kita ini kerap kali mengabaikan aturan tersebut. Salahkah? Tentu tidak, sebab puisi itu lahir dari apa yang kita lihat dan rasakan. Lupakan diksi dan metafor dulu, karena saia mau share tips cepat nulis puisi dengan imajinasi kita.

Apa imajinasi itu? Kita ibaratkan imajinasi itu adalah pohon buah di dalam pikiran kita dan otomatis kita perlu pupuk supaya si imajinasi ini bisa menghasilkan buah dari tangan kita. Apa pupuknya? Pupuknya adalah ide yang bisa kita dapatkan di mana saja dan kapan saja. Saia punya satu contoh begini, sewaktu pulang kerja saia menggunakan sarana umum. Otomatis banyak dong yang bisa kita lihat dari sarana umum itu, misalnya kemacetan. Anggap saja kemacetan itu adalah si ide a.k.a pupuk untuk pohon imajinasi kita. Siapa sih yang ga bawa handphone jaman sekarang? Anak SD kelas 1 pun udah bawa handphone, bukan? Iseng, kita pupukin tuh pohon imajinasi dengan pupuk ide kemacetan. Buahnya seperti apa? Kira-kira begini:

aku tak pernah habis pikir
kenapa jalanjalan ini begitu sempit
hingga kendaraan begitu berjubel
bergerak perlahan bahkan berhenti

Sederhana, bukan? Save buah imajinasi itu dalam sms di handphone kita. Kalau kita malas senam jempol, biarkan dulu buah imajinasi itu menggantung di pohon imajinasi kita, dengan catatan kita bukan seorang pelupa.. :D (sekedar ngasih tau, berhubung saia ini anak kampung, saia masih sering nulis di kertas bekas bungkus rokok lho.. hihihi..) :p

Sebenarnya kita semua punya pohon imajinasi itu kok di pikiran kita. Mungkin cuma meranggas dan perlu dipupuk dengan ide yang bisa kita dapatkan dari mana saja dan kapan saja. Saia punya satu contoh lagi. Ini mungkin imajinasi paling mudah untuk menghasilkan buah. Kalau kita lagi ngerasa mellow, sedih, rindu, atau sendiri biasanya gampang menghasilkan buah. Pupuknya apa? Ya apa yang kita rasain, misal lagi sendiri dan ngerasa rindu. Mungkin buahnya akan seperti ini:

waktu sudah kuhitung genap
tapi kau tak juga berucap
bahkan sepatah kata pun tidak
sementara aku begitu berharap
meski hanya sekata sapa

So, the point is.. Menulis puisi itu suka-suka kita, apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan bisa menjadi puisi dengan ide yang tersebar di mana saja dan kita bisa mendapatkannya kapan saja. Kita tinggal mengimajinasikan menjadi karya seperti apa yang kita mau. Kita ga selalu harus terpaku pada aturan pembuatan puisi. Ambil ide dari mana saja, kapan saja lalu kembangkan imajinasi kita dan lahirkan sebuah karya dari hati melalui tangan kita. Selamat mencoba prens.. Berimajinasilah dengan ide-ide di sekitar kita..

Kalo kata Albert Einstein sih gini: Imagination is more importent than knowladge. Knowladge in limited, imagination encircle the word. Mungkin maksudnya gini; Imajinasi itu lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu terbatas, tapi imajinasi bisa menguasai dunia.
Kalo kata Squidword sih gini: Imajinasi itu seperti pelangi, penuh warna. :D

Next season kita bahas tentang diksi dan metafor. Don't miss it friends.. See ya.. *_^

1 komentar: