Friendship | Writing | Reading | Learning | Joking | Smiling | Laughing | Comfortable
Tentang Kami
Foto saya
Grup Cafe Rusuh merupakan suatu ruang lingkup tempat di mana para anggotanya bisa berbagi tentang segala hal. Kata "Rusuh" sendiri merupakan kependekan dari "Ruang suasana hati". Sebagai sebuah grup, Cafe Rusuh menjadi sebuah jembatan di mana persahabatan, kekeluargaan dan silaturahmi antara sesama anggotanya tetap terjaga. Selain itu, Cafe Rusuh juga memberikan kebebasan kepada para anggotanya untuk berbagi tentang segala hal seperti puisi, cerita, esai, tips-tips dan info-info yang bermanfaat bagi para anggotanya.

Jumat, 06 Mei 2011

Numpang Ngerusuh Yang Sopan

Oleh : Irene Saputra

Kampus saya mo pensi, kebetulan ada parodi dan temen lagi pengen ngangkat tema Sumatera Barat, jadi saya iseng ngacak2in skenario yang juga sebenernya masih ancur. Saya mo minta pendapat dong... mengenai judul dan bagaimana kelanjutan nasib si Malin

Part 1:

Narator:
...
Alkisah hiduplah seorang pemuda bernama Malin. Ayah Malin pergi meninggalkan ibunya waktu ia masih sangat kecil, karena ibunya selingkuh, tapi hal ini tidak membuat Malin menjadi anak yang hancur, sebagaimana anak-anak hasil broken home kebanyakan, malainkan Malin justru tumbuh menjadi anak yang baik, ramah, dan murah hati. Ia mengerti mengapa ayahnya meninggalkan ibunya, tapi ia juga tidak bisa membenci ibunya. (Bisa dijadikan scene ala sinetron klo emang niat)

Sejak kecil, Malin selalu bercita-cita menjadi tukang Sate, karena itu pulalah pekerjaan ayahnya. Maka setelah menyelesaikan pendidikan menengah atasnya, Malin pun langsung mencari modal dan memulai usaha sate kelilingnya. Dia sering berjualan di kompleks-kompleks mewah di Minang, dan hari ini pun tidak berbeda dengan biasanya. Hanya saja entah bagaimana salah satu pelanggannya, Samsulbahri, tampak sangat tidak bersemangat hari itu. (bisa dijadikan scene juga)

Malin: Kenapa kamu ni, Sul? Melamun aja aku liat kamu dari tadi. Jadi mesen sate nggak?
Samsul:(menghela nafas panjang) Pusing kepala saya ni, Malin, pacarku mo nikah ...
Malin: Aih! Knapa pusing-pusing, tinggal cari penghulu, cari saksi, terus akad nikah kan? Ndak perlu mewah-mewah lah mas kawin kamu tuh ...
Samsul: Bukan itu masalahnya, Malin. Pacarku tuh ... si Siti Nurbaya, bukan mo nikah same aku!
Malin: (Terkejut) K'lo bukan sama kamu, samo siapa lagi?
Samsul: Sama si Datuk Maringgi. Datuk terkaya di tanah Minang ini. Ayahnya terlibat hutang, jadi buat ngebayar hutangnya, si Siti mo dinikahin ke datuk itu. (kembali tertegun dengan muka tertekuk)
Malin: (bingung) duh gimana ya? Saya sih hanya penjual sate, gak bisa bantu banyak ... errr... kamu jadi gak mesen satenya?
Samsul: (tetap ngelamun dengan muka tertekuk)
Malin: (garuk-garuk pala bingung tapi tiba-tiba dapet ide)
**Malin nari Caiya-caiya**
DatukMaringgi: (gak sengaja lewat, terus ngeliat Malin yang lagi nari-nari) Ini dia yang namanya Tukang Sate Padang menggila (ngerekam aksi Malin dengan HP).

Begitu sampai di rumah, Datuk Maringgi yang ingin mengambil hati Siti Nurbaya pun menunjukan video yang direkamnya ke gadis itu.
Siti Nurbaya: Ya, ampun, cowok gw yang jadi latarnya kok bisa anteng aja ya? Btw, bluetooth dong, mo kutunjukkin ke temen-temenku.

Begitulah, dengan cepat, video Tukang Sate Padang Mengila pun menyebar pesat, dan menjadi venomena di dunia maya. Berbagai media masa pun mencari keberadaan tukang sate yang terkenl mendadak itu. Dan Malin pun dipanggil untuk menghibur di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar