Memoar jejak langit masih terbaca
Menyerpih dalam tetes mimpi yang mengangkasa
Perlahan terjuntai
Lalu rebah dalam padang hati
Di penghujung senja, Bromo selayak siluet indah
Tapak-tapak langkah mensejarah
Menilas para pejuang mimpi
Saat satu persatu merayap pasti
Bukan aksara
Tak juga termaktub kata
Tapi bukan kalimat biasa
Saat hampar pasir putih menggeliat goda
Mata terpana akan pesona
Menelisik sisa rasa yang masih ada
Tegak bersama bangun asa
Butiran halus pasir mendekap luar biasa
Desir pasir menjamah jemari
Halus belai sang empunya hati
Mencumbu telaga bening yang menari
Menyibak segenap misteri
Tertunduk sebentuk raga
Saat cintaNya menyapa mesra
Diantara lautan pasir
IndahNya terukir
Hai Jiwa
Mengapa mesti resah saja
Bukankah alam masih berbahasa
Sekeping makna semestinya kau eja
Bisikan pasir luruh dalam rasa
Bersama peluk megah Bromo
Sebuah catatan yang tak lekang
Meski zaman menghilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar