kau terpencil
dekat rumah ibu penanak nasi
yang sesehari membakar jagung wangi
nadimu air terjun
dan penjaja kopi yang memegangi pundakmu
meracik napas "biasa" berbau sedap
memikat
ceritaku tentangmu:
saat lidah lidah memeluk bebatuan
yang sisakan keringat, bergantian mengering
lalu berlarian bersama angin
sejuk
aku seketika terpikat
juga pertunjukan tanpa panggung
ketika bocah bocah bermain tangkap awan
yang turun di sisi nadimu
merayakan pagi
pun kera kera kecil menari di jembatan
berlatar musik yang tercipta bersama hasrat
rebutan terjun bebas
: tak hilang di kepalaku
dekat rumah ibu penanak nasi
yang sesehari membakar jagung wangi
nadimu air terjun
dan penjaja kopi yang memegangi pundakmu
meracik napas "biasa" berbau sedap
memikat
ceritaku tentangmu:
saat lidah lidah memeluk bebatuan
yang sisakan keringat, bergantian mengering
lalu berlarian bersama angin
sejuk
aku seketika terpikat
juga pertunjukan tanpa panggung
ketika bocah bocah bermain tangkap awan
yang turun di sisi nadimu
merayakan pagi
pun kera kera kecil menari di jembatan
berlatar musik yang tercipta bersama hasrat
rebutan terjun bebas
: tak hilang di kepalaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar